TAFSIR-TAFSIR AL-QUR’AN KARYA ULAMA NUSANTARA (INDONESIA)

Posted: November 12, 2014 in KHAZANAH ISLAM, KITAB KARYA ULAMA NUSANTARA, KONTRIBUSI ULAMA ASWAJA, TAFSIR & QOUL ULAMA
Tag:,

Tafsir Al-qur'an

Ulama-ulama sekaliber Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Yasin al Fadani, dll adalah ulama-ulama yang produktif dalam menulis kitab-kitab Ilmu agama Islam, nama mereka tak hanya di kenal di dalam negeri bahkan diluar negri khususnya Timur tengah ataupun Saudi sekalipun, karya-karya mereka menjadi rujukan dalam pengajaran agama Islam di majelis ta’lim atau di pendidikan formal seperti Madrasah, Pesantren dan perguruan tinggi.

Rupanya mereka tak hanya sendirian, banyak sekali ulama-ulama nusantara ini yang mengabdikan hidupnya kepada agama ini dalam rangka memperluas khazanah keilmuan agama Islam, khususnya bidang tafsir al-Qur’an, seperti halnya berikut ini, di antara karya tafsir al-Qur’an para ulama Nusantara:

1. Tafsir al-Mishbah, karya KH. Muhammad Quraish Shihab
2. Tafsir al-Ibriz (1980), karya KH. Bisri Mustofa
3. Tafsir al-Azhar (1967), Karya  Buya Hamka
4. Tafsir al-Furqon (1956), Karya  H. A. Hassan
5. Tafsir Marah al-Labid li Kasyf al-Ma’na al-Qur’an al-Majid (1880-an), Karya  Syaikh Nawawi al-Bantani (1815-1897)
6. Tafsir Tamsyiyyat al-Muslimin fi Tafsir Kalam Rabb al-‘Alamin dan Raudat al-‘Irfan fi Ma’rifat al-Qur’an , Karya  KH. Ahmad Sanusi (1888-1950)
7. Tafsir Tarjuman al-Mustafid , Karya  Syaikh Abdurrauf Singkel (1615-1693)
8. Tafsir al-Qur’an al-Karim (1967), Karya  KH. Mahmud Yunus
9. Tafsir Al-Kitab al-Mubin (1974), Karya  KH. M. Ramli
10. Tafsir Al-Qur’an Suci (1977), Karya  R.KH. Muhammad Adnan
11. Tafsir al-Qur’an al-Adzim (Tafsir Tiga Serangkai, 1937), Karya  H. A. Halim Hassan, H. Zainal Abbas, dan Abdurrahman Haitami
12. Tafsir An-Nur (1966), Karya T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy
13. Tafsir Qur’an Indonesia (1932) , Karya  Syaikh Ahmad Surkati.
14. Tafsir Rahmat (1981), Karya  KH. Oemar Bakry
15. Tafsir Al-Huda, Karya  Drs. H Bakri Syahid.
16. Tafsir Qur’an Al-Iklil, karya KH. Misbah Mustofa. Bangilan. Tuban (adik kandung KH. Bisri Mustofa. Rembang)
17. Tafsir Akmaliyah, karya syeikh ibnu ibrohiim muhammad sholeh bin ‘umar assamarooni (sebgai hadiah kepada syeikh muhammad amiin Singapura).
18. Tafsir Al-Munir, karya KH. Daud Ismail Soppeng (dalam bahasa bugis).
19. Tafsir Jamiul Bayan (2 jilid), karya KH. Muhammad bin Sulaiman Solo
20. Tafsir Al-Mahmudy (1989) Muktamar Krapyak, Karya KH. Ahmad Hamid Wijaya

Di atas adalah sebagian kecil saja yang terekam dalam sejarah pembukuan Tafsir Indonesia, yang saya yakin masih banyak karya-karya ulama Indonesia yang lain yang belum tersebut di dalamnya.

Tafsir Al-Mishbah karya Prof. KH. Quraish Shihab 15 jilid

Tafsir Al-Mishbah karya Prof. KH. Quraish Shihab 15 jilid

Corak/ Varian penulisan Tafsir Qur’an Nusantara

Pesantren dikenal kental dengan fiqh dan tasawuf. Padahal, menurut Islah Gusmian, saat mengisi kajian di Islam Nusantara Center, Jumat (21/7/2017), ada banyak karya kiai pesantren di bidang tafsir.

“Ada banyak varian yang ditulis para ulama di pesantren itu di bidang tafsir,” ujarnya saat membuka kajian.

Kitab Tarjuman al-Mustafid merupakan kitab tafsir Al-Qur’an 30 juz pertama di Nusantara. Tetapi jika dilihat dari praktik penafsiran, kitab tersebut bukan kitab tafsir pertama. Sebab sebelumnya telah ada beberapa tafsiran meskipun tidak secara menyeluruh, seperti dalam bait-bait syairnya Hamzah Fansuri.

“Kajian tafsir tidak hanya terjadi pada konteks kitab tafsir, tapi juga pada praktik penafsiran,” katanya.

Dosen tafsir Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta itu mengemukakan bagaimana ulama pesantren menulis tafsir Al-Qur’an. Ada yang menulis dengan berbahasa Arab.

Ia mencontohkan Tafsir al-Asrar karya H Habibuddin Arifuddin abad 18, Tafsir al-Muawwidzatain karya KH Ahmad Yaasin Asymuni, Attibyanyang ditulis di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambak Beras, yang digunakan untuk praktik belajar mengajar, Jami’ al-Bayan karya Kiai Muhammad bin Salman Solo, dan Tafsir Madrasi yang sampai saat ini masih digunakan di Pondok Pesantren Gontor.

Penulis buku Khazanah Tafsir Indonesia itu juga mengatakan bahwa ada banyak tafsir Al-Qur’an yang ditulis dengan bahasa daerah, seperti karya orang Madura, Al-Qur’an al-Karim Nurul Huda dalam bahasa Madura ditulis oleh politisi dan aktivis NU Mudhar Tamim. Ada pula yang berbahasa Sunda bahkan dengan bentuk danding, seperti mocopat kalau di Jawa, karya Kiai Hasan Mustofa.

Dalam konteks aksara, Islah Gusmian menjabarkan, bahwa ada yang ditulis dengan aksara Jawi. “Dalam konteks aksara, misalnya. Tarjuman al-Mustafid ditulis dengan aksara Jawi. Ada juga Nurul Ihsan,” ujarnya.

“Pada era itu, aksara Jawi menjadi sarana ulama untuk menulis tafsir,” lanjutnya.

Ada juga yang ditulis dengan menggunakan aksara Lontara, seperti Tafsir al-Munir karya Gurutta Ismail. Ada pula tafsir berkasara Jawa Honocoroko, seperti Serat Fatekah dan Tafsir Jawen.

Selain itu, tentu lebih banyak lagi karya yang beraksara Pegon. Islah mengatakan, “Ada juga pegon. Ini sangat kaya sekali.”

Alumni Pesantren Kajen itu menyebutkan beberapa kitab tafsir karya para kiai yang beraksara pegon tersebut, seperti Al-Ibriz karya KH Bisri Mustofa, Al-Iklil dan Taj al-Muslimin  karya KH Misbah Mustofa, Raudhatul Irfan yang ditulis oleh KH Ahmad Sanusi dari Sukabumi dua jilid lengkap 30 juz, Faidl al-Rahman yang ditulis Mbah Soleh Darat, Tafsir al-Mahalli karya Mbah Mujab Mahalli Jogja, Tafsir Anom karya Anom, murid Mbah Soleh Darat, dan tafsir yang ditulis oleh Perkumpulan ulama Mardikintoko di Solo.

Sebelum sesi tanya jawab, alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menyimpulkan, bahwa pada dasarnya, praktik penafsiran yang dilakukan oleh ulama Nusantara, khususnya kiai-kiai pesantren, itu sangat beragam atau dinamis.

“Sangat dinamis sebetulnya cara ulama menulis tafsir di Nusantara ini, bahkan ada yang danding itu” ujarnya

Source: Ust. Rizal Pakne Avisa, Nu.or.id dll

Baca Pula : Khazanah Tafsir al-Qur’an Ulama Minangkabau

Komentar
  1. Muhammad husnan berkata:

    Mau tanya kak. apakah kakak punya salah satu kitab-kitab yang tercantum di atas?

Tinggalkan komentar